PALESTINE

Hamas Mengutuk Pembunuhan Aktivis Italia

14.04 Islamedia - Pada hari Jumat 15 April lalu, Hamas mengeluarkan pernyataannya mengecam keras pembunuhan menjijikkan seorang aktivis Italia yang ditemukan tergantung di sebuah rumah di Gaza utara. Hamas bersumpah untuk mengejar pembunuhnya.

Perwakilan France Presse (AFP) mengatakan, "Kantor Media Pemerintah Hamas mengutuk keras kejahatan penculikan dan pembunuhan aktivis solidaritas Italia. yang ditemukan oleh keamanan tergantung di sebuah rumah kosong di Gaza utara."

Vittorio Arrigoni ditangkap pada Kamis oleh kelompok radikal yang mengatas namakan dirinya Brigade dari Gallant. Kelompok ini sedang mempunyai konflik dengan Hamas. Mereka menuntut dibebaskannya pemimpin yang ditahap oleh Hamas.

Posting video para penculik di YouTube yang menyebut diri mereka sebagai milik Brigade dari Gallant Sahabat Nabi Muhammad bin Muslima, mengancam akan membunuh Arrigoni jika Hamas tidak melepaskan pemimpin mereka sampai pukul 5:00 sore pada hari Jumat .
Tidak jelas mengapa mereka membunuh sandera sebelum berakhirnya batas waktu.

"Pembunuhan adalah kejahatan keji yang tidak ada hubungannya dengan nilai-nilai yang kita miliki, agama Islam, kebiasaan dan tradisi kita," kata jurubicara pemerintah Hamas, Ihab al-Ghoussein.

Hamas yang dengan tegas menentang kelompok-kelompok radikal yang mendukung kegiatan ekstrimis, mengatakan bahwa tersangka dua penculik telah ditangkap dan sedang diseliki siapa yang terlibat.

"Para anggota lain kelompok tersebut akan diburu dan hukum akan diterapkan."

"Ketika berita penculikan aktivis Italia Vittorio Arrigoni diketahui badan keamanan terus siaga penuh, melakukan penyelidikan dan pengejaran," katanya di sebuah pernyataan yang dibacakan di televisi.

"Anggota keamanan Hamas bergerak cepat, dan menemukan mayat sandera yang telah dibunuh beberapa jam sebelumnya. Menurut dokter forensik, Vittorio dibunuh dengan cara yang mengerikan," tambahnya.

Kejahatan itu juga dikecam oleh Saeb Erekat, seorang pembantu Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang menyebut pembunuhan Arrigoni adalah sebuah halaman gelap dalam sejarah Palestina.

Arrigoni adalah relawan ketiga yang terbunuh di Gaza, setelah kematian Maret 2003 aktivis Amerika Rachel Corrie, yang hancur oleh buldoser militer Israel, dan Januari 2004 kematian aktivis Inggris Tom Hurndall, yang meninggal sembilan bulan setelah ditembak oleh seorang tentara Israel.

"Dia sangat terkenal, dan tinggal di antara rakyat. Dia punya rasa perhatian terhadap isu kemanusiaan, mempunyai kepribadian yang dinamis," kata Huwaida Arraf, sahabat Arrigoni dan pendiri Gerakan Solidaritas Internasional (ISM), kepada AFP.

"Vittorio telah berulang kali menempatkan hidupnya dalam bahaya, mempertaruhkan hidupnya pada baris mendukung Palestina," tambahnya. Arrigoni, 36, adalah blogger yang tinggal di Gaza sejak Agustus 2008. Ia tiba di sebuah perahu membawa bantuan kemanusiaan.
Berangkat dari Besana Brianza dekat Milan, ia telah bekerja sebagai aktivis ISM dan sebagai wartawan dan penulis.

Selama 22 hari serangan Israel terhadap Jalur Gaza yang menewaskan Sedikitnya 1.400 warga Palestina, Vittorio menulis artikel kesaksian jalannya perperangan.

"Orang-orang yang dekat dengannya, seperti saya, sangat sedih dengan kehilangan dirinya," kata Maria Elena Delia kepada AFP melalui telepon di Italia.

"Kami ingin meneruskan dan mempertahankan perhatian pada isu-isu yang Vittorio bawa, seperti hak asasi manusia Palestina," kata Delia.

"Kami akan terus menyebarkan pesan-Nya." (onislam/mye)